Kabupaten Bandung, Purnawarta – Pemukiman warga Kampung Bojong Asih, Desa Dayeuhkolot kembali dilanda banjir yang diakibatkan oleh luapan air dari Sungai Citarum.
Sejumlah masyarakat kembali harus berbasah-basahan dalam melakukan aktivitasnya. Tidak hanya itu, beberapa masyarakat harus menggunakan perahu untuk bisa berangkat bekerja.
“Genangan banjir yang ada di wilayah Dayeuhkolot saat ini masih dampaknya atau faktor penyebab adalah adanya watertop. Sehingga debit air Citarum masuk ke lingkungan, karena ada limpasan dari tanggul wilayah RW 02 ini kali keempat kejadian banjir di wilayah Dayeuhkolot seperti ini,” ujar Ketua RW 05 Reming saat ditemui di lokasi Banjir, Minggu (24/4/2022).
Dia berharap kejadian banjir ini bisa menjadi perhatian dari pihak terkait. Dia ingin agar kolam retensi yang digadang-gadang sebagai pengendali banjir bisa berfungsi maksimal.
“Debitnya hampir sama kaya yang kemarin. Mungkin ini salah satu bahan yang perlu dievaluasi dan ada tindakan pemerintah terkait, secepatnya kalau bisa,” jelasnya.
Pihaknya mengungkapkan sirkulasi pembuangan air saat ini tidak berjalan baik. Bahkan, dirinya mencontohkan sirkulasi saat ini seperti akuarium.
“Sekarang fungsinya itu kaya sirkulasi akuarium aja lah. Dibuang ke Citarum, masuk lagi ke Citarum. Bukan dari lingkungan atau limbah rumah tangga, sekarang ini air dari Citarum masuk ke lingkungan, dibuang lagi ke Citarum. Terus aja kaya gitu,” jelasnya.
Reming menuturkan dengan itu harus adanya penanganan serius dalam masalah banjir di Dayeuhkolot dan sekitarnya.
“Jadi mohon kepada pihak terkait ada penanganan serius di wilayah Citarum, sehingga tidak ada watertop, tidak ada luapan yang mengikis tanggul di wilayah RW 02,” ucapnya.
Reming mengungkapkan ketika curah hujan yang tinggi pada malam hari langsung memberikan imbauan kepada masyarakat. Setelah itu, kata dia, air genangan banjir kembali naik pada pagi hari.
Ia melanjutkan bahwa saat ini keseluruhan Dayeuh Kolot mungkin 70 atau 80 persen terendam, dengan 14 RW.