Sayid Abbas Araghchi, Jumat (31/10/2025) dalam wawancara dengan TV Al Jazeera, menegaskan bahwa Iran, telah mengantisipasi segala bentuk perilaku permusuhan dari Rezim Zionis. Menurutnya, Iran, siap menghadapi skenario apa pun.
Ia menambahkan, “Kami mendapatkan banyak pengalaman dari Perang 12 Hari, dan rudal-rudal kami sudah diuji dalam perang nyata. Jika Rezim Zionis, melakukan agresi, maka ia akan mendapatkan konsekuensi mengerikan.”
Menlu Iran menegaskan, “Kami punya kesiapan tertinggi di seluruh level, dan Israel, akan kembali menelan kekalahan dalam segala bentuk perang berikutnya.”
Menurut Araghchi, Israel berusaha memperluas cakupan perang di kawasan dengan menyerang fasilitas minyak Iran. Tapi Iran, berhasil mengelola perang dengan sangat baik, dan berhasil mencegah perluasan perang di kawasan Asia Barat.
“Rezim Zionis tidak mungkin melancarkan perang terhadap Iran, tanpa lampu hijau Amerika Serikat. Benjamin Netanyahu adalah penjahat perang, dan sudah terbukti bagi negara-negara kawasan bahwa musuh yang sebenarnya adalah Israel,” imbuh Menlu Iran.
Terkait program rudal Iran, kata Araghchi, pihaknya akan berunding, dan tidak ada seorang berakal pun yang akan menerima perlucutan senjata. Penghentian pengayaan uranium tidak mungkin dilakukan, dan apa yang tidak bisa dicapai lewat perang, tidak bisa diperoleh dengan politik.
Sayid Abbas Araghchi melanjutkan, “Kami tidak punya keinginan untuk melakukan perundingan langsung dengan AS, dan melalui perundingan tidak langsung, kita bisa mencapai kesepakatan.”
Di sisi lain Menlu Iran, mengatakan bahwa Iran menegaskan program nuklir damainya, dan menganggap pengaktifan mekanisme Snapback, melanggar hukum, dan tidak ada konsensus internasional terkait sanksi-sanksi atas Iran.
“Prioritas Iran adalah memperkuat hubungan dengan negara-negara tetangga, dan siap melakukan interaksi dengan Barat, tanpa dikte apa pun,” pungkasnya.