Sana’a, Purna Warta – Akhir dari gencatan senjata yang diumumkan PBB di Yaman semakin dekat, dan Sana’a mengumumkan operasi sukses untuk pertukaran tahanan pasukan perang di negara tersebut.
Abdul Qadir al-Murtada, ketua Komite Nasional Urusan Tahanan Yaman, pada malam Rabu (25/5) mengumumkan pertukaran tahanan telah berhasil dilakukan.
Baca Juga : Tentara Turki Bombardir Utara Irak dan Suriah
Menurut Al-Masirah, Abdul Qadir al-Murtada mengumumkan bahwa enam tahanan pasukan Sana’a dan komite populer telah dibebaskan sebagai bagian dari operasi pertukaran tahanan di provinsi Shabwa.
Pernyataan ini dibuat saat sebelumnya, Arab Saudi alih-alih membebaskan tawanan Yaman di bawah perjanjian yang dimediasi oleh utusan PBB, Arab Saudi justru mengusir para pekerja Yaman dari negara itu dan telah menempatkan mereka sebagai tawanan perang.
Kepala Komite Nasional Yaman untuk Urusan Tawanan Perang mengatakan dalam hal ini: Arab Saudi mengirim para pekerja ke Aden, bukan tawanan. Perilaku Arab Saudi itu disengaja dan mengandung niat jahat.
Baca Juga : Pemimpin Tertinggi Iran: Demokrasi Relijius Iran Sukses Hadapi Segala Ancaman di Tetanan Dunia Modern
Al-Murtada menambahkan: Arab Saudi berusaha meningkatkan citranya dengan inisiatif kemanusiaan yang tidak realistis. Negara ini juga berusaha untuk memfitnah tentara Yaman dan komite populer dengan penggunaan elemen-elemen asing (tentara bayaran) di (barisan) tentara Yaman dan komite populer.
Pejabat Yaman ini juga dengan menekankan bahwa UEA dan Arab Saudi bertanggung jawab atas tindakan ini, mencatat bahwa koalisi Saudi juga menggunakan PBB untuk keuntungannya, dan bahwa organisasi tersebut berada dalam situasi yang menyedihkan.
Dengan menekankan bahwa PBB harus menjaga netralitasnya, Al-Dilami mengatakan bahwa penculikan warga Yaman dan memperkenalkan mereka sebagai tawanan adalah masalah besar dan partisipasi Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam pertunjukan ini sangat memalukan.
Baca Juga : Pasca Penembakan di Sekolah Texas, Senat AS Pecah dalam Merancang Ulang UU