Setelah Penyerbuan Al-Aqsa Menteri Keamanan Nasional Israel Buat Skandal lain

Setelah Penyerbuan Al-Aqsa Menteri Keamanan Nasional Israel Buat Skandal lain

Al-Quds, Purna Warta Seorang menteri sayap kanan Israel, yang menarik kegemparan internasional dengan menyerbu kompleks Masjid al-Aqsa baru-baru ini, menyebabkan skandal lain dengan mengunjungi penjara Israel dengan keamanan tinggi untuk memastikan kondisi narapidana Palestina di sana tidak membaik.

Menteri “keamanan nasional” rezim Itamar Ben-Gvir melakukan kunjungan ke Penjara Nafha, yang terletak di bagian selatan wilayah pendudukan, pada hari Kamis (5/1), berbagai surat kabar Israel melaporkan.

Baca Juga : Iran Akan Orbitkan Konstelasi Satelit Syahid Soleimani dalam Waktu Dekat

Penjara itu menahan orang-orang Palestina, yang dinyatakan oleh rezim bersalah atas “pelanggaran keamanan”, istilah yang diterapkan oleh Tel Aviv untuk menggambarkan operasi perlawanan Palestina.

Menteri mengatakan dia telah mengunjungi fasilitas yang baru saja direnovasi untuk “memastikan” bahwa orang-orang Palestina yang dipenjara di sana “tidak mendapatkan kondisi yang lebih baik sebagai akibat dari pembangunan sel baru,” The Times of Israel melaporkan.

“Dan saya senang melihat bahwa Layanan Penjara Israel tidak bermaksud untuk memperbaiki kondisi penahanan mereka,” katanya.

Menurut Ha’aretz, surat kabar Israel lainnya, Ben-Gvir mengatakan dia akan terus memeriksa kondisi para tahanan untuk memastikan mereka tidak memiliki “hak yang berlebihan”.

Perilaku kriminal

Gerakan perlawanan Palestina Hamas yang berbasis di Jalur Gaza mengamuk melawan kontroversi baru, menyebutnya sebagai “eskalasi yang berbahaya.”

Langkah itu dimaksudkan “untuk menindas para tahanan dan untuk memperketat kondisi mereka yang mencekik. Ini adalah perilaku kriminal yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap mereka,” kata kelompok itu, pihaknya memperingatkan bahwa mereka tidak akan tinggal diam menghadapi tindakan provokatif semacam itu.

Ben-Gvir telah menyerbu kompleks Masjid al-Aqsa di kota suci Kota Tua al-Quds yang diduduki pada hari Selasa. Kompleks ini dianggap oleh umat Islam sebagai situs tersuci ketiga mereka.

Kepemimpinan Palestina menyebut intrusi itu sebagai “provokasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.”

Baca Juga : Lebih Dari 3.000 Warga Yaman Tewas dan Terluka Akibat Serangan Saudi pada 2022

Kementerian luar negeri Palestina yang bermarkas di Tepi Barat yang diduduki bereaksi dengan memperingatkan bahwa langkah tersebut telah melanggar hukum internasional dan status quo sejarah situs tersebut, pihaknya menambahkan bahwa hal itu dapat memicu “perang agama”.

“Ben-Gvir secara luas dianggap sebagai seorang fasis, yang telah berulang kali melakukan tindakan provokatif terhadap warga Palestina dan Masjid suci al-Aqsa, dan sering memicu kekerasan dan teror dengan ucapannya yang menghasut, ancaman kebencian dan tindakan kontroversial,” kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.

Uni Emirat Arab dan Cina juga telah meminta Dewan Keamanan PBB untuk bertemu secara terbuka setelah provokasi tersebut, dan Yordania telah memanggil duta besar Israel untuk Amman dan memberinya nota protes keras.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *