Al-Quds, Purna Warta – Setidaknya 30 roket dilaporkan telah diluncurkan dari Libanon selatan ke wilayah pendudukan Israel sebagai pembalasan atas serangan oleh pasukan Israel yang menyerbu kompleks Masjid al-Aqsa semalam dan menyerang jemaah Palestina saat mereka menjalankan bulan suci Ramadhan.
Menurut penyiar publik Israel KAN, proyektil menghantam daerah Barat dan Galilea atas di bagian utara wilayah tersebut, dengan beberapa menyebabkan cedera dan kerusakan.
Jaringan tersebut menegaskan bahwa sisanya ditembak jatuh oleh sistem misil Iron Dome.
Laporan media Lebanon mengatakan artileri Israel menargetkan kota al-Qalila dan al-Maaliya dan wilayah Zabqin di Lebanon selatan.
Sumber Lebanon juga melaporkan penerbangan drone mata-mata Israel di ketinggian rendah di atas Lebanon selatan.
Sementara itu, kantor perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa kabinet keamanan tingkat tinggi akan bersidang malam ini menyusul serangan roket dari Lebanon.
Pertemuan itu akan dilakukan setelah penilaian yang diharapkan dilakukan Netanyahu dengan pejabat tinggi militer rezim.
Kabinet belum bertemu dalam hampir dua bulan.
Serangan itu menandai jumlah terbesar roket yang ditembakkan dari Lebanon sejak perang 33 hari pada 2006 antara gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon dan Israel, di mana ribuan roket diluncurkan ke tanah yang diduduki.
Pada Agustus 2021, Hizbullah juga menembakkan 19 roket ke Israel utara.
Sebelumnya pada hari Kamis, Hizbullah mengatakan akan mendukung “semua tindakan” yang mungkin diambil oleh kelompok perlawanan Palestina terhadap Israel setelah pasukan rezim menyerbu kompleks Masjid al-Aqsa dengan kekerasan di Kota Tua al-Quds yang diduduki.
“Hizbullah dengan tegas mengecam serangan yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel terhadap kompleks Masjid al-Aqsa dan serangannya terhadap umat beriman,” kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan.
“Hizbullah menyatakan solidaritas penuhnya dengan rakyat Palestina dan kelompok perlawanan serta berjanji akan berdiri bersama mereka dalam semua tindakan yang mereka ambil untuk melindungi jamaah dan Masjid al-Aqsa dan untuk mencegah musuh melanjutkan serangannya,” kata pernyataan itu.
PBB, Iran, Turki dan beberapa negara dan badan lain telah menyatakan keterkejutan dan keprihatinan tentang serbuan pasukan Israel ke masjid.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres terkejut dan tak menyangka dengan gambar-gambar pasukan keamanan Israel yang memukuli orang-orang di Masjid al-Aqsa, kata juru bicaranya pada hari Rabu.
Stephane Dujarric mengatakan Guterres melihat gambar-gambar “kekerasan dan pemukulan” di dalam situs suci dan merasa lebih tertekan karena itu datang “pada waktu kalender yang suci bagi orang Yahudi, Kristen dan Muslim yang seharusnya menjadi waktu untuk perdamaian dan tanpa kekerasan.”
“Tempat ibadah seharusnya hanya digunakan untuk ibadah yang damai,” tambahnya.
Menteri Luar Negeri Iran Hussein Amir-Abdullahian mengutuk penodaan Israel terhadap Masjid al-Aqsa, mengatakan bahwa Israel bingung dengan gelombang konvergensi di dunia Islam.
“Penodaan Masjid al-Aqsa oleh pasukan Israel dan serangan malam mereka terhadap jamaah di tempat suci menciptakan pemandangan menyakitkan yang merupakan hasil dari perilaku para pembela hak asasi manusia yang menutup mata terhadap kejahatan Zionisme,” cuit Amir-Abdullahian di Twitter, Kamis.
“Zionis bingung dengan gelombang konvergensi di dunia Muslim dan prospek keruntuhan internal,” tambahnya.
Liga Arab meminta Dewan Keamanan PBB untuk campur tangan guna menghentikan “kejahatan” Israel di kompleks Masjid al-Aqsa.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan darurat di Kairo pada hari Rabu, Liga Arab mengutuk serangan Israel.
“Kejahatan ini meningkat secara berbahaya di hari-hari terakhir Ramadhan dan menyebabkan ratusan orang terluka dan penangkapan jemaah, penyerangan dan penodaan yang disengaja atas kesucian Masjid al-Aqsa oleh pejabat ekstrimis Israel dan pemukim di bawah perlindungan pasukan pendudukan,” salah satu pihak Liga Arab berkata.
Pernyataan itu menolak “segala bentuk pelanggaran Israel terhadap tempat-tempat suci Islam dan Kristen, terutama yang bertujuan mengubah status quo sejarah dan hukum di Masjid al-Aqsa.”
Pada hari Rabu, pasukan Israel menyerbu tempat suci untuk kedua kalinya berturut-turut dan mencoba mengevakuasi jemaah Palestina dengan menembakkan granat kejut dan peluru karet. Para jemaah melemparkan benda-benda ke pasukan Israel sebagai tanggapan.
Menurut Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina, setidaknya enam orang terluka dalam gejolak baru.