Tel Aviv, Purna Warta – Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid telah mengulangi seruannya agar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengundurkan diri.
Baca Juga : Israel Bunuh Jenderal Iran, Blunder atau Provokasi?
“Mengganti perdana menteri di tengah perang bukanlah hal yang baik. Tapi yang di kantor lebih buruk. Dia tidak bisa melanjutkannya,” kata Lapid menurut outlet berita Israel GLZ Radio.
Lapid menolak bergabung dengan kabinet perang Netanyahu pada awal perang Israel-Hamas dan terus-menerus mengkritik pemerintahan sayap kanan Netanyahu.
Setelah dimulainya perang di Gaza, yang dikenal sebagai badai Al-Aqsa, penolakan terhadap kebijakan Netanyahu dan kabinet sayap kanannya semakin meningkat.
Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 20.674 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai 54.536 lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.
Baca Juga : Mulai Februari 2024, Sidang Netanyahu Berlangsung 4 Kali Seminggu
Jumlah korban tewas yang direvisi akibat serangan Hamas terhadap Israel mencapai 1.139 orang.