al-Quds, Purna Warta – Menurut laporan kantor berita Sama Palestina, dalam sebuah video yang beredar di media sosial terlihat seorang mahasiswa AS bertanya kepada Vance — wakil presiden Amerika Serikat:
“Saya seorang Kristen, dan saya tidak mengerti mengapa kami diberitahu bahwa kami berutang pada Israel, atau bahwa Tel Aviv adalah sekutu terbesar kami?”
Laporan itu tidak merinci nama, universitas, atau konteks acara tempat mahasiswa tersebut bicara.
Mahasiswa itu kemudian melanjutkan:
“Mengapa kita harus mendukung genosida di Gaza? Saya tidak memahami logikanya. Bahkan agama mereka pun berbeda dari agama kami.”
JD Vance, alih-alih merespons inti pertanyaan, menjawab bahwa ketika Trump mengatakan “America First”, itu berarti kepentingan Amerika ditempatkan di atas segalanya — dan kebijakan luar negeri Washington dibangun atas prioritas tersebut.
Wakil Trump menambahkan bahwa hal itu bukan berarti AS tidak berkoalisi atau bekerja sama dengan negara lain.
Menurutnya, terkadang Israel memiliki kepentingan yang selaras dengan Amerika Serikat, dan dalam situasi demikian Washington akan bekerja bersama Tel Aviv.
Sebelumnya, media AS mengutip dua pejabat Amerika yang menyebutkan bahwa sebuah penilaian rahasia oleh lembaga pengawas pemerintah AS menemukan bahwa pasukan Israel telah menggunakan senjata Amerika untuk melakukan “ratusan” pelanggaran hukum hak asasi manusia di Gaza.
Amerika Serikat memberikan sedikitnya 3,8 miliar dolar bantuan militer setiap tahun kepada Israel, di samping puluhan miliar dolar bantuan tambahan serta penjualan senjata — menjadikan rezim Israel penerima terbesar bantuan jangka panjang dari Washington.


