Al-Quds, Purna Warta – “Jika penduduk kota suci al-Quds bangkit melawan pendudukan (rezim Israel), kami akan dapat membalikkan keadaan pada agresor dan menimbulkan ketakutan di hati Zionis yang kejam,” tulis kelompok yang berbasis di Nablus itu dalam sebuah posting berbahasa Arab yang diterbitkan di saluran Telegramnya.
Sarang Singa memuji gelombang operasi pembalasan baru-baru ini di al-Quds yang diduduki dan memberi penghormatan kepada pejuang perlawanan Palestina yang berani yang melaksanakannya.
“Zionis harus tahu bahwa tanah Palestina yang diberkati akan berubah menjadi kuburan mereka. Mereka harus menyadari bahwa mereka tidak punya tempat di tanah air kita,” catat kelompok perlawanan itu.
Ini menyerukan semua warga Palestina untuk bersatu dan melaksanakan operasi perlawanan.
“Kami memberi tahu [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu dan anjing pangkuannya yang biadab [menteri keamanan nasional sayap kanan Itamar] Ben-Gvir bahwa senjata pemukim ilegal bersenjata akan diambil kembali oleh pasukan kami dan kemudian digunakan dalam perjuangan melawan pendudukan. Kami kemudian akan menyaksikan siapa yang akan lebih unggul,” Lions ‘Den memperingatkan.
Pasukan Israel melancarkan serangan di berbagai kota di Tepi Barat yang diduduki hampir setiap hari dengan dalih menahan warga Palestina yang “dicari”. Penggerebekan biasanya berujung pada konfrontasi kekerasan dengan warga.
Selama beberapa bulan terakhir, Israel telah meningkatkan serangan terhadap kota-kota Palestina di seluruh wilayah pendudukan. Akibat serangan tersebut, puluhan warga Palestina tewas dan banyak lainnya ditangkap.
Jumlah kematian warga Palestina yang disebabkan oleh tentara Israel bulan ini telah meningkat menjadi 35 orang, termasuk delapan anak.
Sementara itu, PBB menandai tahun 2022 sebagai tahun paling mematikan bagi warga Palestina di Tepi Barat dalam 16 tahun.
Sebelumnya pada hari Senin, pasukan Israel membunuh seorang pemuda Palestina selama serangan militer di kota al-Khalil di Tepi Barat selatan.
Kementerian kesehatan Palestina mengatakan pada hari Senin (30/1) bahwa Nasim Nayef Salman Abu Fouda yang berusia 26 tahun ditembak di kepala setelah pasukan Israel yang ditempatkan di pos pemeriksaan militer 160, di selatan Masjid Ibrahimi, menembaki mobilnya.
Dia dibawa ke Rumah Sakit al-Ahli, di mana dia dinyatakan meninggal tak lama kemudian.