Kepala PBB Memperingatkan Gencatan Senjata Gaza ‘Rapuh Namun Bertahan,’ Desak Kepatuhan Penuh

UN

New York, Purna Warta – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, memperingatkan bahwa gencatan senjata yang “rapuh” di Jalur Gaza yang terkepung “berulang kali dilanggar,” namun tetap “bertahan,” sambil mendesak kedua belah pihak untuk sepenuhnya mematuhinya dan bergerak menuju pembicaraan damai yang diperbarui.

Berbicara di markas PBB di New York pada hari Rabu, Guterres mengatakan bahwa “gencatan senjata di Gaza rapuh, berulang kali dilanggar, namun masih bertahan.”

Ia juga dengan tegas menyerukan agar gencatan senjata tersebut “dipatuhi secara penuh dan membuka jalan bagi negosiasi fase kedua, yang mengarah pada terciptanya kondisi bagi penentuan nasib sendiri rakyat Palestina dan terwujudnya solusi dua negara.”

Guterres juga mencatat bahwa operasi kemanusiaan di Gaza terus berkembang meskipun terdapat pembatasan. Ia mengatakan, “Saat ini kami memang secara signifikan meningkatkan bantuan kemanusiaan kami di Gaza,” seraya menambahkan bahwa “langkah selanjutnya bagi PBB tentu akan ditentukan oleh Dewan Keamanan.”

Kesepakatan gencatan senjata tersebut dicapai antara rezim Israel dan gerakan perlawanan Hamas di Gaza pada awal Oktober, dengan mediasi Presiden AS Donald Trump.

Hamas berulang kali mengecam pelanggaran gencatan senjata oleh militer Israel, dan juga mengecam penutupan berkelanjutan oleh Tel Aviv terhadap penyeberangan Rafah di Gaza selatan — yang merupakan jalur kehidupan wilayah tersebut — sebagai bukti lain bahwa rezim itu menolak memenuhi kesepakatan.

Israel sejauh ini telah membunuh hampir 70.000 warga Palestina sejak melancarkan perang genosida di Gaza pada 7 Oktober 2023, sebelum kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku pada 10 Oktober.

Para pakar dan pengamat hak asasi manusia mengecam pertumpahan darah yang terus berlangsung sebagai indikasi jelas bahwa pola genosida masih berlanjut.

Fase awal dari rencana gencatan senjata 20 poin Trump untuk Gaza mencakup pertukaran tahanan, namun tahap-tahap selanjutnya belum dinegosiasikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *