Gaza, Purna Warta – Juru Bicara Kementerian Kesehatan di Gaza Ashraf Al-Qudra menyatakan bahwa tim medis telah memeriksa kasus-kasus akibat penggunaan senjata non-konvensional yang terlarang secara internasional oleh Israel.
Baca Juga : Pertemuan Darurat Tehran: Qalibaf Mengatakan Kehidupan Israel Bergantung Pada Teror dan Genosida
“Sistem kesehatan di Jalur Gaza terus-menerus runtuh akibat pemboman yang sedang berlangsung dan tidak adanya bantuan medis,” kata Al-Qudra, menurut Al-Jazeera.
Dia menambahkan bahwa pasukan Israel telah menjatuhkan hukuman mati kepada 800.000 orang di Gaza utara sebagai akibat dari buruknya sistem perawatan kesehatan di rumah sakit.
Robert Mardini, direktur Komite Palang Merah Internasional (ICRC), mengatakan kepada Al-Jazeera bahwa semua rumah sakit di Gaza mengalami kehancuran total dalam sistem layanan kesehatan, dan menyebutnya “tidak dapat diterima dan berbahaya”.
Baca Juga : Afsel Sebut Tanggapan Israel terhadap Operasi Hamas Langgar Konvensi Genosida
“Persediaan medis di Jalur Gaza benar-benar tidak cukup untuk memberikan bantuan kepada yang terluka dan sakit,” katanya, seraya menambahkan, “Rumah sakit di Gaza utara tidak lagi mampu menyediakan layanan bedah apa pun.”
Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada bulan Oktober, yang diyakini menewaskan hampir 1.200 warga Israel.
Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza melaporkan pada hari Rabu bahwa 23.357 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel sejak 7 Oktober. Setidaknya 59.410 lainnya terluka.
Sekitar 8.000 orang hilang di bawah reruntuhan dan diperkirakan tewas, namun tidak dihitung sebagai bagian dari jumlah korban tewas resmi.
Baca Juga : Fregat Inggris Menuju Laut Merah
Para pejabat mengatakan situasi kesehatan saat ini di Gaza “sangat buruk,” dengan sebagian besar rumah sakit di Kota Gaza dan wilayah utara tidak dapat beroperasi sama sekali. Dari 36 rumah sakit, 30 di antaranya kini sudah tidak dapat beroperasi sama sekali.