Tepi Barat, Purna Warta – Pasukan Israel telah menangkap sedikitnya 25 warga Palestina dalam penggerebekan semalam dan Senin pagi (19/2) di Tepi Barat yang diduduki, menurut pernyataan bersama oleh Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan dan Masyarakat Tahanan Palestina.
Baca Juga : Perlawanan Palestina Kecam Rencana Israel Batasi Akses Al-Aqsa selama Ramadhan
Penangkapan, termasuk mantan tahanan, terkonsentrasi di Hebron (Al-Khalil), dengan penahanan tambahan di Ramallah, Betlehem, Nablus, Jericho, dan Yerusalem al-Quds.
Lebih dari 7.100 warga Palestina telah ditangkap sejak 7 Oktober, termasuk mereka yang dibebaskan setelah ditahan, kata pernyataan itu.
Di kota Qalqilya, pasukan Israel menangkap dua pria Palestina, sementara dua lainnya ditahan di Nablus, dan seorang pria serta putranya dijemput di Beit Rima, barat laut Ramallah. Penangkapan lainnya dilaporkan di Betlehem.
Di tempat lain, kota Qabatiya, di selatan Jenin, menjadi lokasi serangan militer Israel, yang mengakibatkan penghancuran properti, kerusakan kendaraan, dan penangkapan setidaknya tiga warga Palestina, menurut kantor berita Wafa. Konfrontasi meletus dan militer mengerahkan bom asap.
Penggerebekan dan penangkapan tambahan dilaporkan di kota Qalqilya, kota Hajjah dan Kafr Qaddum dekat Qalqilya, desa al-Arooj di timur Betlehem, kamp Fawwar di selatan Hebron, kota Beit Ummar di utara Hebron, desa Kobar utara Ramallah, dan kota Jabal Mukaber di selatan Yerusalem Timur al-Quds yang diduduki.
Pasukan Israel juga menangkap seorang pria dari kamp Shu’fat di utara Yerusalem Timur al-Quds yang diduduki dan memukuli seorang pria dari Hebron.
Baca Juga : Utusan Iran untuk PBB Tolak Tuduhan Tidak Berdasar AS
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Irlandia Micheal Martin menyatakan harapan atas kebulatan suara Uni Eropa mengenai sanksi terhadap pemukim Zionis di Tepi Barat, dengan alasan keterkejutan global atas “ketidakmanusiawian” di Gaza. Martin berkata, “Irlandia lebih menyukai sanksi terhadap pemukim yang melakukan kekerasan di Tepi Barat,” seraya menekankan tidak adanya persatuan di Dewan Urusan Luar Negeri UE. Ia menggambarkan kondisi Gaza saat ini sebagai “neraka dunia” bagi rakyatnya.