Gaza, Purna Warta – Gerakan perlawanan Hamas mengecam pembatasan Israel terhadap masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, terutama terkait tenda dan rumah prefabrikasi.
Pada Senin, juru bicara Hamas Hazem Qassem menegaskan bahwa tempat penampungan dan tenda yang ada saat ini “tidak layak huni dan tidak mampu bertahan menghadapi kondisi musim dingin yang keras.”
Ia mengatakan Israel masih hanya mengizinkan sedikit truk bantuan masuk ke Gaza, jumlah yang “bahkan tidak memenuhi kebutuhan dasar minimum” penduduk di tengah krisis kemanusiaan yang semakin memburuk.
Qassem menjelaskan bahwa sebagian besar truk yang masuk justru untuk sektor komersial, membawa barang-barang tambahan yang tidak menjadi kebutuhan utama rakyat Palestina.
Ia menekankan bahwa Gaza membutuhkan truk-truk bermuatan besar berisi bantuan penting untuk memenuhi kebutuhan lebih dari dua juta warga.
Selain itu, ia menyebut bahwa kesepakatan gencatan senjata di Gaza juga mencakup penyediaan rumah-rumah portabel untuk meringankan penderitaan warga sipil.
Qassem mendesak para mediator dan negara-negara lain untuk “mengambil tindakan cepat dan serius” agar rumah portabel dapat segera masuk sebelum badai musim dingin menghantam Gaza.
Sejak Oktober 2023, pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 70.103 orang di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Kementerian juga melaporkan bahwa jumlah korban luka telah mencapai 170.985 orang.
Tonggak kelam ini terjadi ketika Israel terus melanggar gencatan senjata rapuh yang ditengahi AS dengan melakukan serangan hampir setiap hari.
Gaza masih berada dalam krisis kemanusiaan parah, ditandai dengan kehancuran luas, pengungsian massal, dan kekurangan kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, obat-obatan, dan bahan bakar.
Pada 10 Oktober, gencatan senjata mulai berlaku di Gaza berdasarkan rencana bertahap yang diajukan Presiden AS Donald Trump. Tahap pertama meliputi pembebasan tawanan Israel sebagai imbalan pembebasan tahanan Palestina.
Israel menerima kesepakatan gencatan senjata Gaza setelah dua tahun, menyusul kegagalan mencapai tujuan utamanya untuk menghancurkan Hamas dan membebaskan semua tawanan, meskipun telah membunuh ribuan warga Palestina.
Meski gencatan senjata telah berlaku, kondisi tetap memprihatinkan. Banyak warga Palestina yang mencoba kembali ke rumah mereka di Gaza utara menghadapi “perjuangan hidup setiap hari.” Sebagian besar wilayah tetap tidak dapat diakses karena masih diduduki pasukan Israel.


