Tehran, Purn aWarta – Dalam beberapa hari terakhir, terlihat berbagai upaya penciptaan ketegangan oleh sejumlah media dan pengguna media sosial, yang menggunakan percakapan telepon antara Menteri Pertahanan Irak dan Amerika Serikat sebagai dalih untuk memperingatkan tentang dugaan serangan mendatang AS terhadap Iran.
Beberapa media asing dan pengguna media sosial dalam beberapa hari terakhir mencoba memanipulasi berita terkait kawasan dengan membuat klaim bahwa serangan Amerika terhadap Iran akan segera terjadi.
Upaya ini termasuk membuat gambar palsu terkait pesan Gedung Putih di platform X tentang pernyataan resmi Gedung Putih mengenai Iran, menyebarkan berita palsu tentang wartawan terkenal Amerika, Christiane Amanpour, serta memotong dan memanipulasi pernyataan terbaru Menteri Pertahanan Irak mengenai peringatan AS terkait operasi di kawasan. Semua ini memicu gelombang berita palsu tentang kemungkinan konfrontasi militer antara Iran dan Amerika.
Sebagai contoh, BBC Persia menulis tentang pernyataan Ali Larijani, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, dengan kalimat: “Pernyataan Ali Larijani mengenai peringatan seorang pejabat Amerika terhadap Iran menimbulkan reaksi.”
BBC Persia secara jelas memanipulasi pernyataan Larijani yang sebenarnya terkait Lebanon dan kawasan, namun diputar sedemikian rupa sehingga dikaitkan dengan Iran, padahal merujuk pada pernyataan asli Larijani menunjukkan hal ini adalah distorsi.
Upaya menciptakan ketegangan terhadap Iran dan menimbulkan kesan adanya ancaman serangan militer baru tidak terbatas pada kasus ini saja.
Beberapa situs berita memalsukan pesan dari wartawan CNN, Christiane Amanpour, yang dikutip mengatakan: “Sumber dekat pemerintah federal menyebut Trump menetapkan tenggat dua minggu untuk Iran, mirip tenggat 60 hari sebelumnya untuk negosiasi dan kesepakatan,” padahal pengecekan media menunjukkan Amanpour tidak pernah mempublikasikan pesan seperti itu di platform X.
Semua upaya ini menggunakan pernyataan beberapa waktu lalu dari Thabet al-Abbasi, Menteri Pertahanan Irak, sebagai dalih.
Dalam wawancara dengan saluran Irak, Al-Sharqiya, al-Abbasi menyebutkan bahwa pejabat Amerika menghubunginya 10 hari sebelumnya (wawancara dilakukan dua hari lalu) untuk memperingatkan bahwa Amerika berencana melakukan operasi di kawasan dan meminta agar kelompok bersenjata Irak tidak ikut campur. Ia juga menegaskan bahwa peringatan terkait tindakan yang akan diambil di kawasan, terutama di sisi Suriah.
Seperti yang jelas terlihat dalam pernyataan ini, tidak ada satupun bagian wawancara yang menyebut Iran, dan pernyataan itu berkaitan dengan “kejadian di Suriah.” Namun, media Barat dan kelompok anti-revolusi dengan sengaja memanipulasi hal ini serta pernyataan terbaru Larijani untuk mengaitkan peringatan tersebut dengan Iran.


