Taipei, Purna Warta – Taiwan telah mengerahkan sejumlah jet lagi untuk memperingatkan 22 pesawat China yang memasuki di teritorial pertahanan udaranya. Ini menjadi misi skala besar kedua China yang dilaporkan minggu ini dan menjadi sebuah tanda terbaru dalam ketegangan antara Taipei dan Beijing.
“Misi terbaru China pada hari Kamis (23/6) meliputi 10 pesawat tempur J-17, 5 pesawat pembom tempur JH-7 dan 2 pesawat pengebom H-6, serta pesawat perang elektronik dan pesawat anti kapal selam,” kata kementerian pertahanan Taiwan.
Baca Juga : Para Senator Desak Keterlibatan AS dalam Investigasi Pembunuhan Jurnalis Al Jazeera
Menurut peta yang disediakan kementerian, dua pesawat anti-kapal selam China terbang ke Selat Bashi, yang memisahkan Taiwan dari Filipina ke Pasifik, sebelum akhirnya kembali ke China pada rute yang sama.
Pesawat China lainnya terbang ke timur laut Kepulauan Pratas yang dikuasai Taiwan dan lebih dekat ke pantai China.
Taiwan mengirim pesawat tempur untuk memperingatkan pesawat China, sementara sistem rudal melakukan pemantauan terhadap mereka, kata kementerian itu, menggunakan kata-kata standar untuk tanggapannya.
Ketegangan yang bertambah
Taiwan, yang diklaim China sebagai wilayahnya sendiri, telah mengeluh dalam beberapa tahun terakhir terkait misi berulang oleh angkatan udara China di dekat pulau yang diperintah secara demokratis itu. Operasi China juga seringkali terlihat di bagian barat daya zona identifikasi pertahanan udara, atau ADIZ, dekat dengan Prastas.
Baca Juga : Aung San Suu Kyi Dipindahkan ke Sel Isolasi di Penjara Myanmar
Taiwan menyebut aktivitas militer China yang berulang berada di zona abu-abu. Misi China dirancang untuk melemahkan kekuatan Taiwan dengan membuat mereka berulang kali khawatir, dan juga untuk menguji tanggapan Taiwan.
Pada hari Selasa, Taiwan mengatakan telah memperingatkan 29 pesawat China di zona pertahanan udaranya, misi terbesar yang dilaporkan sejak akhir Mei.
Terbesar hingga saat ini, terjadi pada pada 23 Januari, yang melibatkan 39 pesawat.
Tidak ada komentar langsung dari China, yang sebelumnya mengatakan bahwa langkah tersebut adalah latihan yang bertujuan untuk melindungi kedaulatan negara.
Militer China bulan lalu mengatakan telah melakukan latihan di sekitar Taiwan sebagai “peringatan serius” terhadap apa yang disebutnya “kolusi Taiwan” dengan Amerika Serikat.
Baca Juga : Mahkamah Agung Amerika Putuskan Warga Memiliki Hak untuk Bawa Senjata di Publik
Pernyataan itu dilontarkan setelah Presiden AS Joe Biden membuat marah China dengan perubahan sinyal kebijakan ambigu AS di Taiwan dengan mengatakan Amerika Serikat akan terlibat secara militer jika China ingin menyerang pulau itu.
China telah meningkatkan tekanan pada Taiwan untuk menerima klaim kedaulatannya. Pemerintah di Taipei mengatakan menginginkan perdamaian tetapi akan membela diri jika diserang.
Tidak ada tembakan yang ditembakkan dan pesawat China tidak terbang di wilayah udara Taiwan tetapi di ADIZ-nya, area yang lebih luas yang dipantau dan patroli Taiwan yang bertindak untuk memberikan lebih banyak waktu untuk menanggapi ancaman apa pun.