Dili, Purna Warta – Polisi Timor Leste pada Selasa (16/9) kembali bentrok dengan para demonstran yang marah atas rencana pembelian SUV bagi anggota parlemen di salah satu negara termiskin di Asia Tenggara. Pemimpin demonstran tersebut mengecam keras kekerasan tersebut.
Para demonstran di ibu kota Dili membakar ban dan kendaraan pemerintah di dekat gedung parlemen, serta melemparkan batu ke arah petugas, yang kemudian dibalas dengan gas air mata, lapor AFP.
Baca juga: Puluhan Tewas Saat Israel Meluncurkan Invasi Darat ke Kota Gaza
Lebih dari 2.000 demonstran — sebagian besar mahasiswa dari ibu kota — berkumpul di dekat Parlemen Nasional untuk menentang rencana pengadaan SUV Toyota Prado bagi masing-masing dari 65 anggota parlemen.
Protes serupa terjadi pada Senin (15/9), yang mendorong beberapa partai politik untuk mengumumkan bahwa mereka akan meminta parlemen membatalkan rencana tersebut.
Partai-partai yang sama sebelumnya telah menyetujui anggaran 2025 yang mencakup pendanaan untuk kendaraan-kendaraan tersebut. Para pengunjuk rasa telah berjanji untuk melanjutkan aksi unjuk rasa mereka hingga rencana tersebut resmi dibatalkan.
“Kami ingin keputusan pembelian mobil ini dibatalkan. Keputusan ini harus diambil oleh Ketua Parlemen Nasional,” ujar aktivis Domingos de Andrade, 34 tahun, kepada para wartawan, Selasa.
Para pengunjuk rasa membawa spanduk yang mendesak pihak berwenang untuk “Menghentikan pencuri.” Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta mengatakan kepada para wartawan, Selasa, bahwa “tidak akan ada toleransi” terhadap kekerasan selama demonstrasi.
“Anda boleh mengadakan demonstrasi untuk memprotes pemerintah dan parlemen ketika mereka berbuat salah, tetapi Anda tidak boleh menggunakan kekerasan,” tambah Ramos-Horta.
Dalam pernyataan bersama pada hari Senin, Kongres Nasional untuk Rekonstruksi Timor, Partai Demokrat, dan Memperkaya Persatuan Nasional Putra-Putra Timor mengatakan bahwa kendaraan untuk anggota parlemen “tidak mencerminkan kepentingan publik” dan berjanji akan meminta parlemen untuk membatalkan rencana tersebut.
Baca juga: Iran terpilih sebagai wakil ketua Konferensi Umum IAEA di Wina
Timor Timur, negara termuda di Asia Tenggara, merdeka dari Indonesia pada tahun 2002. Bekas koloni Portugis ini bergulat dengan ketimpangan yang tinggi, malnutrisi, dan pengangguran, dengan perekonomian yang sangat bergantung pada minyak.
Kerusuhan mematikan meletus di negara tetangga Indonesia bulan lalu setelah sebuah video kendaraan polisi menabrak seorang pengendara sepeda motor memicu kemarahan publik atas tunjangan mewah yang diberikan anggota parlemen, upah rendah, dan pengangguran.


