Teheran, Purna Warta – Wakil Presiden (Wapres) Iran Mohammad Reza Aref menekankan pentingnya menjaga kesiapsiagaan dan kewaspadaan penuh selama periode gencatan senjata, dengan mengatakan negara harus tetap siap siaga dan siap menghadapi musuh.
Baca juga: Menlu Iran: Trump Tak Bisa Klaim Perdamaian Meski Mendukung Penjahat Perang
Berbicara dalam pertemuan dengan para manajer senior lembaga sosial-ekonomi pada hari Selasa, Aref mengatakan sektor ekonomi Iran telah menunjukkan kekuatan dan ketahanan sistem meskipun menghadapi sanksi keras dan tidak adil yang dijatuhkan oleh musuh.
Ia mencatat bahwa strategi dan perhitungan musuh terhadap bangsa Iran telah berulang kali gagal, menambahkan bahwa mereka telah menggantungkan harapan pada melemahnya moral publik selama perang 12 hari yang diberlakukan pada bulan Juni, tetapi persatuan dan tekad rakyat Iran membalikkan keadaan dan menggagalkan rencana-rencana musuh.
Wapres Iran juga menyatakan bahwa kewaspadaan, persatuan, dan kesiapsiagaan nasional sangat penting untuk menjaga stabilitas negara dan mencegah setiap tindakan agresi baru, menegaskan kembali bahwa Iran akan tetap siap dan kuat bahkan di masa gencatan senjata.
Pada 13 Juni, rezim Zionis melancarkan perang agresi yang tak beralasan terhadap Iran, yang menargetkan wilayah militer, nuklir, dan permukiman selama 12 hari berturut-turut. Amerika Serikat kemudian meningkatkan konflik dengan menyerang tiga lokasi nuklir Iran di Natanz, Fordow, dan Isfahan pada 22 Juni.
Angkatan Bersenjata Iran memberikan respons yang segera dan tegas. Pasukan Dirgantara IRGC melancarkan 22 gelombang serangan rudal balasan dalam Operasi True Promise III, yang menimbulkan kerusakan signifikan dan kerugian besar di kota-kota di seluruh wilayah pendudukan.
Baca juga: Iran Desak GNB Bersatu Lawan Unilateralisme dan Pelanggaran Hukum
Sebagai balasan atas serangan AS, pasukan Iran juga menargetkan Pangkalan Udara al-Udeid di Qatar —instalasi militer Amerika terbesar di Asia Barat— dengan rentetan rudal.
Konfrontasi berakhir pada tanggal 24 Juni, ketika gencatan senjata diberlakukan.


