Teheran, Purna Warta – Ketua Parlemen Iran, Mohammad Baqer Qalibaf mengatakan operasi Serangan Al-Aqsa, yang diluncurkan dua tahun lalu oleh Hamas, memberikan pukulan teknis dan strategis bagi rezim Zionis, mengacaukan perhitungan arogansi global, dan menghancurkan rencana Israel untuk masa depan Timur Tengah.
Baca juga: Panglima Garda Revolusi Iran Peringatkan Respons Keras di Teluk Persia dan Selat Hormuz
Berbicara dalam sidang terbuka Parlemen pada hari Rabu yang menandai peringatan kedua operasi Serangan Al-Aqsa, Mohammad Baqer Qalibaf mengatakan operasi heroik tersebut secara fundamental mengubah keseimbangan kekuatan di kawasan tersebut.
“Hamas belum tersingkir; sebaliknya, mereka kini memaksakan tuntutannya sendiri kepada Israel. Rezim yang dulunya mengupayakan normalisasi telah berubah menjadi sumber utama ketidakstabilan di kawasan,” ujarnya.
Qalibaf menyatakan bahwa operasi tersebut tidak hanya memberikan pukulan teknis dan strategis bagi rezim Zionis, tetapi juga mengacaukan perhitungan arogansi global dan menjerumuskan Israel ke dalam kubangan kekalahan, yang menghambat rencana mereka untuk masa depan kawasan.
Ia menyoroti keteguhan Hizbullah di Lebanon, dengan mengatakan, “Hizbullah telah mengalahkan tentara Israel, mempertahankan dan membangun kembali kemampuan militernya, dan menghilangkan rasa aman bagi pasukan rezim (Israel). Sementara itu, perlawanan Yaman terus mencederai pelabuhan dan bandara di wilayah pendudukan. Singkatnya, dua tahun setelah Badai Al-Aqsa, rezim Zionis menghadapi krisis eksistensial.”
Baca juga: Iran Mendesak Dukungan Global yang Lebih Besar dalam Menampung Pengungsi Afghanistan
Qalibaf juga mencatat bahwa Front Perlawanan di Palestina, Lebanon, dan Yaman—bersama dengan ketahanan rakyat Iran—telah membawa kawasan tersebut ke titik di mana “Israel telah menjadi rezim yang paling dibenci di dunia.”


