Tehran, Purna Warta – Seorang komandan senior Iran mengumumkan bahwa angkatan bersenjata negara tersebut akan menggelar latihan militer yang kompleks dan inklusif, melibatkan Angkatan Darat dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
Baca juga: Jenderal Salami: Kami Mendukung Front Perlawanan Semaksimal Mungkin
Mayor Jenderal Gholam-Ali Rashid, komandan Markas Besar Sentral Khatam al-Anbiya Republik Islam, membuat pengumuman tersebut pada hari Rabu (25/12) dalam pertemuan pejabat tinggi militer Angkatan Bersenjata Iran.
“Angkatan Bersenjata Republik Islam akan melakukan serangkaian manuver defensif dan ofensif yang kuat selama beberapa hari dan minggu mendatang,” ujarnya.
Menurut Rashid, Angkatan Darat militer Iran dan IRGC secara konsisten berpartisipasi dalam latihan bersama, terutama selama paruh kedua tahun kalender Persia, di berbagai wilayah darat, ruang udara, dan perairan negara itu.
Latihan tersebut, jelasnya, menggunakan perangkat keras militer defensif dan ofensif, dan akan dilakukan “untuk menghadapi musuh-musuh bangsa Iran.”
Setiap tahun, sekitar 30 manuver militer berskala besar dilakukan, yang diarahkan dan diawasi oleh Markas Besar untuk memastikan pelaksanaannya yang optimal, tambahnya.
“Karena pelaksanaan latihan ini merupakan pengujian kesiapan Angkatan Bersenjata dalam menghadapi ancaman, latihan ini dilakukan dengan tujuan memastikan kesiapan defensif dan ofensif negara untuk menghancurkan musuh. Oleh karena itu, latihan ini dirancang dengan teliti dan dilakukan secara serius sebagai upaya untuk mengejutkan musuh.”
‘Langit Rezim Israel Tidak Berdaya Melawan Serangan Iran’
Rashid mengatakan bahwa rezim Israel telah melakukan kesalahan perhitungan terkait Republik Islam Iran. Ia mencatat bahwa operasi ofensif Iran yang kuat terhadap rezim tersebut, terutama dalam Operasi True Promise II, “hanya menunjukkan sebagian kecil dari kemampuan ofensif Angkatan Bersenjata.”
Baca juga: Mengapa Dokumen “Combating Islamophobia” Pemerintah AS Dibenci oleh Umat Muslim?
“Rudal balistik yang diluncurkan selama operasi tersebut mengenai situs militer dan target yang telah ditentukan sebelumnya, membuktikan kepada para komandan kami dan dunia bahwa langit wilayah Palestina yang diduduki, bertentangan dengan propaganda media rezim itu, terbuka dan tidak berdaya terhadap serangan kami.”
Komandan tersebut menegaskan bahwa berdasarkan doktrin defensif Republik Islam, negara itu tidak pernah bertindak sebagai penginisiasi perang di kawasan.
Oleh karena itu, latihan besar yang akan datang dilakukan untuk memastikan kesiapan defensif dan ofensif negara dalam menghadapi berbagai ancaman, tegas Rashid.