Iran Menyerukan Aksi Kolektif Untuk Mengatasi Tantangan Global

Teheran, Purna Warta – Berbicara pada KTT Dunia ke-2 untuk Pembangunan Sosial 2025 di Doha, Qatar, Rabiei mengatakan pada hari Rabu bahwa Iran mendukung kerja sama Selatan-Selatan untuk mencapai tujuan pembangunan, menekankan pentingnya tata kelola berbasis komunitas, inisiatif antikorupsi, dan pengawasan yang efektif.

Baca juga: Panglima Tertinggi Peringatkan Respons Iran yang Lebih Keras terhadap Serangan Baru

Pernyataan lengkap pejabat Iran tersebut adalah sebagai berikut:

Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih saya kepada Pemerintah Qatar atas penyelenggaraan acara ini, serta kepada para penyelenggara atas upaya mereka.

Pembangunan sosial merupakan isu multidimensi di mana kemiskinan, diskriminasi, dan ketidaksetaraan harus diminimalkan; martabat manusia, keadilan, dan kesejahteraan kolektif harus dipertahankan; kelompok-kelompok dengan kesempatan yang tidak setara—seperti migran—harus diberi perhatian; dan institusi keluarga harus dihormati.

Kita harus menilai secara adil sejauh mana kita telah mencapai tujuan pembangunan sosial dan mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat pencapaiannya. Meskipun telah mencapai kemajuan yang signifikan, di banyak bidang kita belum mencapai tujuan yang diinginkan.

Bencana alam, pandemi global baru-baru ini, perubahan iklim, konflik geopolitik, serta kebijakan yang keras, sempit, sepihak, dan diskriminatif, semuanya telah mengancam atau menurunkan kualitas hidup jutaan orang.

Ketahanan pangan masih menjadi tantangan serius. Sepertiga penduduk dunia—terutama perempuan dan anak-anak di negara berkembang—berjuang melawan kelaparan dan malnutrisi. Mengatasi situasi ini membutuhkan komitmen global dan investasi terkoordinasi dalam sistem pertanian yang berkelanjutan dan tangguh.

Dalam konteks ini, saya harus merujuk pada bencana kemanusiaan di Gaza dan wilayah pendudukan, di mana rezim pendudukan telah menggunakan air dan makanan sebagai senjata terhadap penduduk, merenggut nyawa ribuan perempuan dan anak-anak yang tidak bersalah. Tindakan ini merupakan contoh nyata genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Diharapkan bahwa KTT ini, dengan suara bulat, akan mengutuk tindakan-tindakan tidak manusiawi tersebut dan mengusulkan mekanisme untuk mencegah terulangnya kembali.

Baca juga: Iran Akan Meluncurkan Tiga Satelit ke Orbit pada Awal Musim Dingin

Kendala utama lainnya bagi pembangunan sosial adalah penerapan sanksi yang tidak adil, yang menghambat kemajuan sosial suatu bangsa. Sanksi melanggar hak asasi manusia, melemahkan mata pencaharian, dan mengancam akses pasien terhadap pengobatan dan perawatan—terutama bagi mereka yang menderita penyakit parah—yang mengakibatkan kematian orang-orang yang tidak bersalah.

Sudah sepantasnya KTT ini mengutuk sanksi-sanksi tidak manusiawi tersebut dan menetapkan mekanisme untuk mencegah tindakan-tindakan yang membahayakan kesejahteraan publik.

Kebijakan Republik Islam Iran di bidang pembangunan sosial didasarkan pada tiga pilar: kemajuan pembangunan manusia, perlindungan sosial struktural, dan ketenagakerjaan inklusif.

Meskipun menghadapi sanksi yang ekstensif, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Iran telah meningkat dari 0,626 pada tahun 1990 menjadi 0,799 pada tahun 2023. Iran juga telah menerapkan program-program untuk memperkuat ketahanan sosial dan mata pencaharian guna melindungi rakyatnya dari guncangan ekonomi dan iklim.

Mengatasi tantangan global membutuhkan tindakan kolektif dan berprinsip. Kami menyambut baik kerja sama Selatan-Selatan untuk mencapai tujuan pembangunan. Tata kelola berbasis masyarakat, langkah-langkah antikorupsi, dan pengawasan yang berorientasi pada hasil sangatlah penting.

KTT ini harus mengusulkan mekanisme praktis untuk meningkatkan perlindungan sosial global sejalan dengan krisis ekonomi dan lingkungan yang sedang berlangsung. Saya merekomendasikan agar ketahanan sosial dan perumusan kebijakan untuk memperkuatnya diberikan perhatian khusus.

Pembangunan sosial tidak sejalan dengan kebijakan berbasis sanksi. Sanksi merusak martabat manusia dan stabilitas sosial masyarakat, yang bertentangan dengan tujuan utama KTT ini. Pertemuan ini dapat mengirimkan pesan yang kuat untuk menolak sanksi dan membangun wacana praktis untuk mengatasi dampaknya terhadap kehidupan manusia.

Sebagai penutup, saya berharap akan muncul wacana global—wacana di mana penderitaan seorang individu dirasakan sebagai penderitaan seluruh umat manusia.

Sebagaimana diungkapkan Saadi Shirazi, penyair besar Persia, delapan abad yang lalu:

Manusia adalah anggota dari suatu keseluruhan,

Tercipta dari satu esensi dan jiwa.

Jika satu anggota menderita sakit,

Anggota lain akan tetap gelisah.

Jika kau tak berempati pada penderitaan manusia,

Nama manusia takkan kau pertahankan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *