Gaza, Purna Warta – Puluhan warga Palestina, aktivis asing, dan jurnalis mengalami luka-luka ketika pemukim Israel yang didukung tentara Israel melancarkan serangan terkoordinasi di seluruh wilayah Tepi Barat yang diduduki.
Baca juga: Pasukan Israel Tembak Mati Pemuda Palestina dalam Serangan Terbaru di Tepi Barat
Serangan terjadi pada Sabtu, dengan jumlah korban terbesar — yakni 17 orang — tercatat setelah kelompok pemukim menyerbu pinggiran desa Abu Falah di timur laut Ramallah, demikian dilaporkan kantor berita Wafa Palestina. Di antara yang terluka terdapat para aktivis asing.
Menurut laporan tersebut, para pemukim juga membakar sebuah rumah, sementara pasukan Israel menyerang area itu dan menargetkan warga yang berkumpul di lokasi. Insiden ini tidak dilaporkan menimbulkan korban.
Dalam gelombang kekerasan lainnya, pemukim menyerang para petani Palestina, jurnalis, dan aktivis asing yang terlibat dalam panen zaitun tahunan di berbagai kota, dan menyebabkan banyak korban mengalami patah tulang dan memar.
Serangan paling parah terjadi di Beita, selatan Nablus, di mana pemukim turun dari pos-pos ilegal terdekat dan menyergap para pemanen di kawasan Gunung Qamas, kata wakil wali kota, Mohammad Hamayel.
Para saksi menyebutkan bahwa para pemukim bersenjata tongkat dan batu, memukul para peserta yang sedang mengumpulkan zaitun dari kebun keluarga.
Di antara yang menjadi target serangan adalah aktivis solidaritas asing, paramedis, dan jurnalis, termasuk wartawan Reuters Raneen Sawafta serta dua koresponden Al Jazeera.
Pejabat kesehatan setempat mengonfirmasi bahwa paramedis telah menangani 11 korban luka.
Kekerasan tidak hanya terjadi di Beita. Di desa Burin, seorang petani Palestina dan empat aktivis internasional terluka ketika pemukim menyerang mereka saat memanen zaitun di bagian timur desa tersebut, menurut Bulan Sabit Merah Palestina.
Baca juga: ”Kementerian Gaza: Israel Serahkan 15 Jenazah Palestina yang Menunjukkan ‘Tanda-tanda Penyiksaan’
Pengamat yang menyoroti kejadian ini menyatakan bahwa pemukim Israel sejak lama menargetkan siapa pun yang berpartisipasi dalam tradisi yang menjadi simbol mata pencaharian sekaligus perlawanan ini.
Di Furush Beit Dajan, timur Nablus, pemukim menyerang para petani dan relawan internasional yang bekerja di lahan desa, meski tidak ada korban luka dilaporkan, menurut kelompok hak-hak Badui Al-Baidar.
Sementara itu, di Deir Jarir, timur Ramallah, pemukim menebang sejumlah pohon zaitun.
Pada pagi yang sama, seorang warga Palestina dipukuli dan terluka oleh pasukan Israel di kota Yatta, selatan al-Khalil (Hebron), menurut laporan Wafa.
Perserikatan Bangsa-Bangsa sebelumnya telah memperingatkan bahwa eskalasi kekerasan para pemukim ilegal terhadap warga Palestina di Tepi Barat telah mencapai tingkat tertinggi dalam hampir dua dekade terakhir.


