Al-Quds, Purna Warta – Sumber hukum baru-baru ini mengungkapkan rincian mengenai kondisi menyedihkan para tahanan dan narapidana Palestina di penjara bawah tanah yang mengerikan milik rezim Israel, bernama “Rackfit”. Laporan menunjukkan bahwa para tahanan dipaksa berada dalam sel sempit dan kotor, tanpa cahaya, serta mengalami berbagai bentuk penyiksaan.
Baca juga: Hamas Tolak Menyerah di Rafah, Mendesak Mediator untuk Menjaga Gencatan Senjata
Setelah perang Gaza pecah, laporan mengenai penjara bawah tanah Israel yang dikenal sebagai “Rackfit” (dalam bahasa Ibrani berarti kotak) muncul. Tahanan Palestina dari Gaza dan narapidana Lebanon dilaporkan berada dalam kondisi sangat mengerikan di penjara ini. Surat kabar Inggris The Guardian dalam laporan terbarunya menegaskan bahwa para tahanan di penjara bawah tanah Rackfit menghadapi situasi yang mengerikan.
Apa yang Kita Ketahui tentang Neraka Bawah Tanah Israel
Menurut laporan, tahanan dari Gaza ditahan di sel isolasi dalam penjara bawah tanah Rackfit, tanpa cahaya, makanan yang memadai, atau kontak dengan keluarga dan dunia luar. Mereka juga mengalami pemukulan rutin dan berbagai bentuk penyalahgunaan lainnya.
The Guardian melaporkan bahwa setidaknya dua warga sipil ditahan tanpa tuduhan atau pengadilan, salah satunya seorang perawat dan yang lain seorang pedagang muda bahan makanan. Pengacara Komite Publik Melawan Penyiksaan di Palestina yang mewakili kedua tahanan tersebut menyatakan bahwa mereka telah ditahan sejak Januari di penjara bawah tanah Rackfit dan laporan penyiksaan berat diterima.
Penjara Rackfit awalnya dibangun pada awal 1980-an untuk menahan beberapa penjahat paling berbahaya, tetapi ditutup beberapa tahun kemudian karena kondisi yang sangat tidak manusiawi. Namun, Itamar Ben Gvir, Menteri Keamanan Dalam Negeri Israel yang ekstrem, memerintahkan pembukaan kembali penjara ini setelah perang Gaza pada Oktober 2023.
Penjara ini terdiri dari sel isolasi, halaman kecil, dan ruang pertemuan pengacara, semuanya berada di bawah tanah tanpa cahaya. Saat penjara ditutup pada 1985, menampung 15 narapidana, kini menurut data resmi Komite Publik Melawan Penyiksaan di wilayah pendudukan, menampung hampir 100 orang.
Kondisi Mengerikan Tahanan Palestina di Rackfit
Pengacara Jenan Abdo membantah klaim Itamar Ben Gvir bahwa Rackfit hanya menahan anggota elit Hamas dan Hezbollah yang ditangkap di Lebanon, dengan menekankan bahwa warga sipil juga dipenjara di sini. Abdo menjelaskan salah satu tahanan yang ditemuinya adalah pemuda 18 tahun yang bekerja sebagai pedagang makanan. Ia diculik di pos pemeriksaan di salah satu jalan Gaza.
Tal Steiner, Direktur Eksekutif Komite Publik Melawan Penyiksaan, mengatakan bahwa kondisi tahanan Palestina di seluruh penjara sangat mengerikan, tetapi Rackfit menunjukkan bentuk penyiksaan unik. Penahanan di bawah tanah tanpa cahaya selama berbulan-bulan memiliki konsekuensi serius bagi kesehatan mental.
Kekurangan Hak Asasi Dasar di Sel yang Sempit dan Kotor
Abdo menceritakan pengalamannya saat kunjungan pertama ke Rackfit: mereka dibawa ke bawah tanah melalui tangga kotor menuju ruangan yang penuh serangga mati. Toilet sangat kotor sehingga tidak dapat digunakan, dan kamera pengawas terpasang di semua dinding, melanggar hak privasi dan percakapan pribadi.
Baca juga: Pakar PBB: Bukti Menunjukkan Tahanan Palestina Disiksa oleh Israel
Tahanan dipaksa membungkuk, tangan dan kaki terikat, dan hanya dapat keluar dari sel selama lima menit setiap dua hari untuk pergi ke halaman yang juga gelap. Mereka tidur di kerangka besi dalam sel sempit, jarang menerima makanan yang memadai, dan secara terus-menerus disiksa secara fisik, termasuk pemukulan, serangan anjing, dan diinjak oleh penjaga.
Seorang perawat yang ditahan di Rackfit menyatakan kepada pengacaranya bahwa terakhir kali ia melihat sinar matahari adalah pada 21 Januari, saat dipindahkan dari penjara terkenal Sde Teiman ke Rackfit, dan ia tidak mengetahui kabar keluarganya.
Laporan ini menegaskan bahwa para tahanan di penjara Rackfit menghadapi kondisi tidak manusiawi yang ekstrem, tanpa akses terhadap hak dasar dan dalam keadaan penyiksaan terus-menerus.