Gelombang Baru Pengungsian Massal saat Warga Palestina Mengungsi dari Serangan Israel di Gaza City

Perpindahan

Gaza, Purna Warta – Arus warga Palestina menuju wilayah tengah dan selatan Jalur Gaza kembali terjadi dalam gelombang terbaru pengungsian massal, seiring meningkatnya serangan Israel di pusat perkotaan wilayah yang terkepung tersebut.

Media lokal melaporkan pada Selasa bahwa sebagian warga yang terpaksa meninggalkan Gaza City dalam pengungsian massal menumpang truk serta gerobak yang ditarik traktor, dengan muatan penuh orang dan barang-barang rumah tangga.

Militer Israel menginstruksikan warga Palestina untuk menuju kawasan pesisir selatan al-Mawasi yang disebut sebagai “zona kemanusiaan.”

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan hampir satu juta orang tinggal di Gaza City dan sekitarnya, menjadikannya pusat perkotaan terbesar di enklaf pesisir itu.

Dalam sebuah pernyataan, Kantor Media Pemerintah Gaza menyebutkan bahwa sebagian besar warga kota menolak meninggalkan rumah mereka, sementara tentara Israel “berusaha melakukan kejahatan pengusiran paksa yang melanggar semua hukum internasional.”

Kantor tersebut menambahkan bahwa sebagian warga yang telah meninggalkan Gaza City menuju al-Mawasi terpaksa kembali akibat memburuknya kondisi kehidupan di wilayah selatan.

Juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, menegaskan: “Tidak ada kebutuhan dasar untuk hidup — tidak ada tempat tinggal, tidak ada ruang untuk tenda, tidak ada makanan, dan tidak ada air minum” di wilayah tengah dan selatan yang terkepung.

Meskipun Israel menetapkan al-Mawasi sebagai “zona aman”, kawasan tersebut telah diserang setidaknya 109 kali, menewaskan lebih dari 2.000 warga Palestina.

Sementara itu, Philippe Lazzarini, Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), menyatakan bahwa Jalur Gaza sedang dikosongkan dari penduduknya yang dipaksa kelaparan.

“Tidak ada tempat aman di Gaza, apalagi zona kemanusiaan. Ini adalah kamp besar yang terus membesar, menampung warga Palestina yang lapar dalam keputusasaan,” ujarnya dalam sebuah pernyataan.

“Peringatan akan kelaparan tidak diindahkan,” tegasnya, sembari mempertanyakan apakah nasib serupa kini menanti bencana kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza City.

“Akhiri impunitas sebelum kekejaman menjadi norma baru,” tambah pejabat PBB itu.

Di tengah berkobarnya perang genosida Israel di Gaza, sedikitnya 35 warga Palestina kembali gugur dalam serangan udara sejak fajar.

Dalam serangan terbaru, tentara Israel menargetkan Salam Tower dan Al-Ruya Tower di Gaza City, gedung-gedung bertingkat yang menampung ratusan pengungsi Palestina.

“Serangan terhadap menara hunian di Gaza telah membuat puluhan keluarga kehilangan tempat tinggal, banyak yang kini berada di jalanan tanpa perlindungan maupun kebutuhan dasar,” tulis UNRWA di platform X.

Genosida AS-Israel di Gaza yang dimulai sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 64.500 jiwa dan melukai lebih dari 163.000 orang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *