Kieev, Purna Warta – Utusan khusus AS Steve Witkoff dan menantu Presiden Donald Trump, Jared Kushner, membatalkan rencana pertemuan dengan pemimpin Ukraina Vladimir Zelensky di Eropa dan telah terbang pulang, menurut laporan media.
Zelensky sebelumnya mengatakan ia berharap mendapat kabar dari delegasi AS setelah perundingan Kremlin yang berisiko tinggi mengenai rencana perdamaian untuk Ukraina, RT melaporkan.
Pada hari Selasa, jurnalis Alex Raufoglu, yang menulis untuk Kiev Post, awalnya melaporkan, mengutip sumber, bahwa “Zelensky dijadwalkan bertemu di Brussels malam ini” dengan para pejabat AS. Namun, beberapa jam kemudian, ia mengatakan telah terjadi perubahan rencana, dan “pertemuan Brussel dibatalkan” dan “Zelensky akan pulang,” tanpa menjelaskan alasannya.
Sebuah pesawat yang tampaknya membawa Witkoff tidak singgah di Uni Eropa setelah meninggalkan Rusia, melainkan terbang langsung kembali ke AS, lapor TASS, mengutip sumber lalu lintas udara Eropa.
Sebelumnya, Axios juga melaporkan bahwa Witkoff diperkirakan akan bertemu dengan Zelensky dan memberikan penjelasan singkat tentang perundingan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pemimpin Ukraina tersebut mengatakan ia telah mengantisipasi sinyal dari Witkoff dan Kushner, yang menunjukkan bahwa jika perundingan Kremlin berjalan lancar, ia dapat segera bertemu dengan Trump. Presiden AS sebelumnya menolak untuk bertemu dengan Zelensky dan Putin hingga kesepakatan damai berada di tahap akhir.
Pembatalan pertemuan tersebut tampaknya terjadi ketika ajudan Kremlin, Yury Ushakov, mengatakan bahwa delegasi Amerika telah berjanji kepada Moskow untuk kembali ke Washington setelah perundingan Kremlin dan tidak melanjutkan perjalanan ke Kiev.
Komentarnya muncul setelah perundingan Rusia-AS selama lima jam di Kremlin. Ushakov menggambarkan negosiasi tersebut sebagai “bermanfaat, konstruktif, dan bermakna,” seraya menambahkan bahwa “kompromi belum ditemukan” dan “masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.”
Negosiasi tersebut berfokus pada kerangka kerja perdamaian yang didukung AS, yang awalnya terkait dengan draf 28 poin yang bocor bulan lalu. Rencana tersebut dilaporkan meminta Kiev untuk melepaskan wilayah di Donbass, meninggalkan ambisi NATO-nya, dan membatasi jumlah militernya, yang dianggap Kiev sebagai faktor penentu.


